Berdasarkan penelitian, ada sekitar 61 lebih senyawa
berkhasiat yang dikandung mengkudu. Mereka bekerja secara sinergis dan
misterius. Contohnya, beberapa senyawa yang berperan aktif dalam
pengobatan penyakit tertentu, bukan berarti hanya senyawa itu yang
berkontribusi. Tapi disokong juga oleh senyawa lainnya. Itulah sebabnya
mengkonsumsi hasil ekstraksi satu senyawa bakal berbeda khasiatnya
dibandingkan dengan kalau kita menenggak sari buah mengkudu secara
keseluruhan.
Katakanlah dalam mengobati tekanan darah. Sari buah
mengkudu bisa meningkatkan tekanan darah bagi penderita darah rendah
tapi di lain sisi bisa menurunkan tensi darah bagi penderita hipertensi.
Fenomena itu tidak akan terjadi pada buah mengkudu yang diekstrak.
Menurut penelitian dr. Mona Harrison dari fakultas
Kedokteran Universitas Bolton, konsumsi sari buah megkudu akan membantu
penyediaan hormone xeronine. Xeronine dari mengkudu bekerja secara
kontradiktif. Pada penderita tekanan darah tinggi, xeronin menurunkan
tekanan darah menjadi normal. Pada penderita tekanan darah rendah,
mengkudu meningkatkan tekanan darah darah. Dengan kata lain, sari buah
mengkudu berfungsi sebagai adaptogen, penyeimbang fungsi sel-sel tubuh.
Efek kontradiktif buah mengkudu juga telah diteliti oleh Y. Murati (1981) dari fakultas Kedokteran UGM. Perasan daging buah mengkudu memberikan perubahan sangat berarti pada jantung, yaitu menurunkan kekuatan kontraksi otot jantung, menurunkan kecepatan denyut jantung dan menaikkan jumlah aliran darah koroner jantung setiap menitnya.
Uji praklinis pada tungkai bawah kucing menunjukkan
pengaruh hipotensif, yaitu menurunkan tahanan aliran darah
(vasodilatasi) pembuluh darah tungkai bawah kucing tapi juga mempunyai
efek hipertensif. penelitian oleh A.M. Djojosugito dkk. (1975-1976) itu
menunjukkan, dalam sari buah mengkudu setidaknya terdapat dua komponen
yang bersifat berlawanan.
Dalam penelusuran Luki yang pernah mengenyam
pendidikan farmasi di Bandung, sari mengkudu juga mengandung scopoletin.
Salah satu fungsinya, membersihkan endapan penyebab arteroklerosis
dalam pembuluh darah. Dengan demikian, pembuluh darah menjadi lentur
sehingga kerja jantung memompa darah tidak begitu berat.
Hasil penelitian F.H.A Dwiyanto (1996) dari Fakultas
Biologi UGM, Hadinoto dkk. (1993) dari Jurusan Farmasi UNHAS dan I.
Jumiati (1997) dari Fakultas Kedokteran UGM, buah pace mempunyai efek
menurunkan kadar glukosa darah tikus putih. Mekanisme kerja hipoglikemik
melalui hambatan absorbsi glukosa pada usus dan meningkatkan sekresi
insulin.
Jadi kerja buah mengkudu tidak langsung menurunkan
kadar gula dalam darah. Melainkan meningkatkan insulin yang mengatur
keberadaan gula dalam darah.
Pace juga mengandung antiseptic dan antibakteri
pathogen yaitu Eschericia colli, Salmonella dan Staphylococcus aureus.
Hal ini diperkuat oleh penelitian Ester (1992) dari Fakultas Farmasi
UGM.
Anne Hirazu,I dalam tesis doktornya membuktikan bahwa
mengkudu matang mengandung gum arab dan berbagai jenis glukosa yang
punya daya antitumor dan menstimulir kekebalan tubuh. Aerta mengandung
senyawa aktif merangsang kelenjar pineal mengeluarkan serotonin dan
endorphin (morfin tubuh). Makanya mengkudu sering digunakan dalam terapi
narkoba.
Sumber : Majalah Flona edisi 27/II-mei 2005 Hal. 16 dan 22
No comments:
Post a Comment